Tips Mengatur Program Latihan Lari Jarak Jauh
Untuk
runners yang berencana mengikuti race, ada beberapa
tips dalam mengatur program latihan untuk pelari jarak jauh yang akan coba saya
share berurutan sesuai tahapannya, tips ini saya peroleh dari sumber buku ACSM’s
Foundation of Strength Training And Conditioning (Nicolas Ratames)
1. MULAI DENGAN RINGAN
DAN BANGUN SECARA BERTAHAP
Tubuh
membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan latihan, volume dan
intensitas. Otot dan sendi memerlukan waktu pemulihan untuk dapat menghadapi
latihan yang lebih berat lagi. Jika kamu terburu-buru, bukannya peningkatan
kemampuan yang kamu dapat tapi malah penurunan dan bahkan kerusakan pada
bagian-bagian tubuh (cidera). Cara
terbaik untuk menghindari kamu dari cidera adalah dengan mengikuti aturan 10%,
yaitu: Meningkatkan jarak tempuh tidak lebih dari 10% tiap minggu, misal dalam
minggu pertama total berlari kita 30km, di minggu kedua jangan langsung
meningkat 35km tapi coba tingkatkan dulu menjadi 32km. Jika kamu ingin menambah
KM, masukan pemanbahan tersebut kedalam progran latihan pada hari yang mudah,
artinya tidak pada hari dimana kamu sibuk sampai kurang istirahat dan telat
makan. Suatu perencanaan latihan dengan memperhitungkan jadwal aktifitas mu itu
sangat penting guna tercapainya hasil maksimal.
2. EASY RUN DI SEBAGIAN
BESAR WAKTU
Sekitar
80% dari lari mu lakukan dengan kecepatan ringan (easy run), sekitar 60-90
detik lebih lambat dari target pace yang akan kamu gunakan saat race utama.
Pace yg digunakan harus cukup nyaman untuk kamu bahkan masih dapat melakukan
percakapan disaat berlari. Jika menggunakan heart rate monitor, kamu berada
pada 65-70% dari heart rate maximum. Dengan berlari seperti ini maka kamu akan
memperkuat otot-otot, membangun endurance, dan volume darah. Tapi yang paling
penting adalah dapat berlari tanpa cidera. Setelah 6 mnggu latihan, kamu
mungkin akan merasa ini lebih mudah dijalankan walau pace, jarak/waktu nya
sama.
Jika
kamu melewati ini dan memulai dengan langsung menggunakan pace cepat, kamu akan
merasakan nyeri pada lutut, tulang kering, dan bagian kaki lainnya. Dengan
sebagian besar lari mu pada easy run, kamu akan mendapatkan kesempatan sistem
muskuloskeletal menjadi lebih kuat, dan mengejar ketertinggalan dengan
keuntungan kardiovaskular yang dimiliki. *Muskuloskeletal: Sistem yang
memberikan dukungan bagi tubuh yang bertanggung jawab terhadap pergerakan yang
terdiri dari otot (muskulo) dan tulang tulang yang membentuk rangka (skelet)
3. BERGANTIAN ANTARA
KERAS DAN MUDAH
Dalam
satu minggu, kamu akan melalui latihan yang sulit seperti sesi speed dan sesi
long run, ikuti sesi tersebut dengan sesi istirahat atau easy run. Demikian
juga setiap beberapa minggu, kamu harus memberikan minggu mudah dengan
mengurangi volume/jarak tempuh agar kamu memiliki waktu untuk pemulihan
(recovery). Kenapa begitu? Selama periode pemulihan tersebut yang mengikuti
latihan kerasmu, tubuh akan membangun dan memperbaiki jaringan otot yang telah
rusak. Melalui proses pembangunan kembali tersebut, tubuh kamu menjadi lebih
kuat dan lebih tahan terhadap kelelahan di pace yang lebih cepat dan jarak yang
lebih jauh. Jika kamu memberikan overload training terlalu banyak dan kamu
tidak cukup istirahat, maka kesempatan kamu mendapatkan cidera akan lebih
besar. Oleh karena itu pengaturan program yang tepat antara keras dan mudah
sangatlah penting untuk diperhatikan.
4. LONG RUN SEMINGGU
SEKALI (SABTU ATAU MINGGU)
Long
run adalah landasan dari latihan lari jarak jauh. Hal ini membantu kamu
membangun daya tahan (endurance), bisa juga digunakan untuk melatih kaki mu,
mempraktikan persiapan makan, minum dan peralatan lainnya dimana kamu harus
terus belajar untuk hari perlombaan nanti. Dengan long run, kamu juga akan
mendapatkan emosi dan kesiapan mental untuk menghabiskan waktu berjam-jam
berlari sama seperti saat race.
Pemula
harus long run dengan pace ringan dan hanya fokus pada jarak dengan perasaan
kuat. Ini akan membantu kamu mendapatkan KM yg kamu butuhkan untuk race tanpa
mendapatkan cidera. Kamu juga bisa memberikan variasi dalam long run, misal
dengan memberikan progressive pace (kecepatan meningkat). Ini akan membantu
kamu menggali dan tahu sampai sejauh mana tingkat kelelaha mu.
Untuk
jadwal long run, pilih waktu ketika kamu tidak ada hambatan atau terburu-buru
untuk menyelesaikannya, dan pastikan kamu memiliki banyak waktu setelahnya
untuk mengisi kembali energy, peregangan, kompres es dan istirahat.
5. HILLS TRAINING
Selama
paruh pertama dari rancangan program latihan mu menuju perlombaan, kamu harus
menyertakan satu hari lari di jalur berbukit. Bukit-bukit membangun kekuatan
kaki dan paru-paru, juga akan memberikan kekuatan otot dan stamina yang kamu
perlukan untuk kemudian dapat berlari lebih cepat dalam program latihan
lainnya. Ini juga akan membantu kamu lebih siap untuk menghadapi kemungkinan
adanya jalur berbukit dalam perlombaan.
Kamu
tidak akan merasa cepat untuk latihan bukit, tapi kamu akan merasa kuat. Bahkan
sebagian kecil latihan bukit dapat membantu kamu membangun kekuatan kaki,
kapasitas aerobik, dan berlari secara ekonomis (seberapa efisien tubuh
menggunakan oksigen). Berlari di tanjakan sama dengan melatih otot-otot kamu
ketika latihan kekuatan (strength training) — bokong, paha depan, paha
belakang, dan betis mu harus bekerja sangat baik agar mengangkat pada
kemiringan.
6. COBA TEMPO RUN
Tempo
run memang berat tapi dikendalikan oleh pace yang dapat kamu gunakan pada
latihan interval panjang dan lari jauh. Tempo run bertujuan untuk membangun
mental dan daya tahan fisik agar kamu mampu berlari lebih cepat lagi.
Kunci
latihan tempo run ada pada Latihan peningkatan ambang rangsang laktat
(anaerobic treshold): Durasi latihan disesuaikan dengan jarak yg ditempuh
biasanya mulai dari 3 s/d 16km, denyut nadi latihan berkisar 160-180
denyut/menit.
7. BERLARI PADA
KECEPATAN LOMBA (RACE PACE)
Setelah
kemampuan mu meningkat dan memasuki tahap kompetisi. Sangat penting untuk kamu
mendapatkan sebanyak mungkin praktek lari dengan kecepatan pace lomba selama
pelatihan. Dengan cara itu, pada hari perlombaan utama, tubuh sudah terbiasa
dan akan merasakan seperti ritme natural tubuh mu.
Latihan
ini baik untuk tubuh juga untuk pikiran. Mengetahui bahwa kamu telah berlari
dengan banyak kilometer pada kecepatan lomba (race pace) itu akan membantu kamu
merasa lebih percaya diri ketika pistol berbunyi untuk start disaat perlombaan
utama. Dan latihan dengan prinsip modeling (dibuat seolah-olah dalam kondisi
lomba) juga bagus dijalankan saat latihan.
8. LATIHAN SPEED
SEMINGGU SEKALI
Bahkan
jika kamu tidak kompetitif, latihan speed seminggu sekali adalah cara terbaik
untuk meningkatkan kebugaran dan waktu perlombaan mu. Berlari cepat akan
membangun kekuatan kardiovaskular karena jantung mu akan dipaksa untuk memompa
lebih kuat untuk mengantarkan oksigen ke otot-otot kaki. Dan ketika tungkai dan
kaki mu bergerak ke tingkat yang lebih cepat, biasanya teknik langkah menjadi
lebih baik dan efisien. Latihan speed juga menjaga metabolisme dan membakar
kalori bahkan setelah latihan selesai.
Ada
manfaat mental: Dengan berlari hampir pada kecepatan maksimal seminggu sekali,
maka pace perlombaan dan pace ringan akan terasa lebih mudah.
Cara
terbaik untuk latihan speed adalah pada lintasan datar dengan ukuran jarak.
Contohnya track di lapangan atletik. Berikut aturan yg kira-kira dapat membantu
kamu:
A.
Berlatih dengan pelari yg hampir atau sama kemampuan fisiknya: Jika kamu
berlatih speed dengan pelari yg lebih cepat, kamu tidak memiliki kesempatan
waktu untuk recovery sebelum masuk pengulangan berikutnya.
B.
Pemulihan tepat: ketika kamu meningkatkan kecepatan sebelum dan sampai melewati
garis finish, joging dan jalan dulu, jangan langsung berhenti atau diam
ditempat. Hal Ini bertujuan tetap mengangkat dan memperlambat denyut jantung
secara bertahap daripada kamu tiba-tiba mengerem/stop.
C.
Lintasan satu aman: Jalur terdalam dari track adalah untuk pelari cepat, jika
kamu sedang pemanasan, pendinginan, atau lebih lambat ada baiknya gunakan
lintasan luar.
D.
Sepatu ringan: Kamu tidak perlu punya sepatu spikes, tapi ada baiknya sepatu
lari khusus latihan speed memiliki berat 10 ons atau kurang.
E.
Metode yang tepat: Kebanyakan latihan speed menggunakan metode intensive
interval (HR 170-190, intensitas sedang-tinggi, pengulangan sedikit, rest
interval lebih lama) atau dengan metode repetisi dan metode pyramid.
9. (TERAKHIR) TAHAP
TAPER OFF ATAU TAPERING
1-2
minggu menjelang race utama menurunkan jarak tempuh (volume) latihan mingguan
mencapai 50% sampai 25%, tetapi intensitas latihan tetap tinggi. Tujuannya
memberikan otot-otot kesempatan untuk pulih dari penumpukan volume, intensitas
dan adaptasi terhadap stress latihan sehingga pada hari perlombaan kamu
merasakan fresh, nyaman dan siap untuk berlari dengan penampilan terbaik.
Idenya
taper ini untuk istirahat, tapi bukan diam saja. Volume lari mu memang sedikit,
tetapi tetap melakukan latihan pace lomba dan latihan speed.
Jangan
kaget jika kamu merasa sedikit aneh, di masa taper ini kebanyakan pelari merasa
khawatir kehilangan kebugaran karena sedikitnya volume yang ditempuh. Dan
akhirnya melakukan kesalahan dengan tetap berlatih dengan jarak tempuh (volume)
tinggi sehingga mengakibatkan kelelahan pada hari perlombaan dan tidak mampu
menampilkan kondisi puncak karena masih ada rasa ketidaknyamanan pada tubuh.
Usai sudah 9 tips yang saya
berikan untuk mengatur program latihan pelari jarak jauh. Semoga ini dapat
sedikit membantu kamu untuk menghadapi perlombaan yang akan kamu ikuti. Terima
kasih telah membaca artikrl ini.. salam hangat. (AM)
sumber: http://www.agungmulyawan.com/2016/07/tips-mengatur-program-latihan-lari.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar